Client-Server adalah pembagian kerja antara server dan client yg mengakses server
dalam suatu jaringan. Jadi arsitektur client-server adalah desain sebuah
aplikasi terdiri dari client dan server yang saling berkomunikasi ketika
mengakses server dalam suatu jaringan.
Client Server dapat di artikan sebagai aplikasi
manajemen database terpusat yang diatur dan dikendalikan oleh satu komputer
yang disebut server. Server dalam hal ini berfungsi melayani reques
(permintaan) dari komputer lain yang disebut workstation / Client. Client
melakukan permintaan ke server dengan mengirimkan perintah yang ukurannya
sangat kecil, kemudian server menjalankan perintah tersebut dan mengirimkan
langsung hasilnya ke Client.
Klien-server atau client-server
merupakan sebuah paradigma dalam teknologi informasi yang merujuk kepada cara
untuk mendistribusikan aplikasi ke dalam dua pihak: pihak klien dan pihak
server.
Sebuah contoh dari aplikasi client/server sederhana
adalah aplikasi web yang didesain dengan menggunakan Active Server Pages (ASP) atau PHP. Skrip PHP atau ASP
akan dijalankan di dalam web server (Apache atau Internet Information Services),
sementara skrip yang berjalan di pihak klien akan dijalankan oleh web browser
pada komputer klien. Klien-server merupakan penyelesaian masalah pada software
yang menggunakan database sehingga setiap komputer tidak perlu diinstall
database, dengan metode klien-server database dapat diinstal pada suatu
komputer sebagai server dan aplikasinya diinstal pada client.
Sistem client server didefinisikan sebagai sistem terdistribusi,
tetapi ada beberapa perbedaan karakteristik yaitu :
- Servis (layanan)
- Hubungan antara proses yang berjalan pada mesin yang berbeda
- Pemisahan fungsi berdasarkan ide layanannya
- Server sebagai provider, client sebagai konsumen
- Sharing resources (sumber daya): Server bisa melayani beberapa client pada
waktu yang sama, dan meregulasi akses bersama untuk share sumber daya
dalam menjamin konsistensinya.
- Asymmetrical protocol (protokol yang tidak
simetris ): Many-to-one
relationship antara client dan server.Client selalu menginisiasikan dialog
melalui layanan permintaan, dan server menunggu secara pasif request dari
client.
- Transparansi lokasi: Proses yang dilakukan server boleh terletak
pada mesin yang sama atau pada mesin yang berbeda melalui jaringan.Lokasi
server harus mudah diakses dari client.
- Mix-and-Match : Perbedaan server client platforms
- Pesan berbasiskan komunikasi; Interaksi server dan client melalui
pengiriman pesan yang menyertakan permintaan dan jawaban.
- Pemisahan interface dan implementasi: Server bisa diupgrade tanpa mempengaruhi
client selama interface pesan yang diterbitkan tidak berubah.
- Client Server System
- Client / Server Application
Fungsi
Client-Server
Client
- Mengatur user interface
- Menerima dan memeriksa sintaks input dari
pemakai
- Memproses aplikasi
- Generate permintaan basis data dan
memindahkannya ke server
- Memberikan response balik kepada pemakai
- Menyediakan akses basis data secara bersamaan
- Menyediakan kontrol recovery
Server
- Menerima dan memproses basis data yang diminta dari client
- Memeriksa autorisasi
- Menjamin tidak terjadi pelanggaran terhadap integrity constraint
- Melakukan query/pemrosesan update dan memindahkan response ke client
- Memelihara data dictionary
Aplikasi client server
Istilah arsitektur mengacu pada desain
sebuah aplikasi, atau dimana komponen yang membentuk suatu system ditempatkan
dan bagaimana mereka berkomunikasi.
Macam-macam arsitektur aplikasi
Client-Server beserta kelebihan dan kekurangannya yaitu:
- Standalone (one-tier)
Pada arsitektur ini semua pemrosesan
dilakukan pada mainframe. Kode aplikasi, data dan semua komponen sistem
ditempatkan dan dijalankan pada host. Walaupun computer client dipakai untuk
mengakses mainframe, tidak ada pemrosesan yang terjadi pada mesin ini, dan
karena mereka “dump- client” atau “dump-terminal”. Tipe model ini, dimana semua
pemrosesan terjadi secara terpusat, dikenal sebagai berbasis-host. Sekilas
dapat dilihat kesalahan pada model ini. Ada dua masalah pada komputasi berbasis
host: Pertama, semua pemrosesan terjadi pada sebuah mesin tunggal, sehingga
semakin banyak user yang mengakses host, semakin kewalahan jadinya. Jika sebuah
perusahaan memiliki beberapa kantor pusat, user yang dapat mengakses mainframe
adalah yang berlokasi pada tempat itu, membiarkan kantor lain tanpa akses ke
aplikasi yang ada.
Pada saat itu jaringan sudah ada namun
masih dalam tahap bayi, dan umumnya digunakan untuk menghubungkan terminal dump
dan mainframe. Namun keterbatasan yang dikenakan pada user mainframe dan
jaringan telah mulai dihapus.
Keuntungan arsitektur standalone (one-tier):
- Sangat mudah
- Cepat dalam merancang dan mengaplikasikan
Kelemahan arsitektur standalone (one-tier):
- Skala kecil
- Susah diamankan
- Menyebabkan perubahan terhadap salah satu komponen diatas tidak mungkin dilakukan, karena akan mengubah semua bagian.
- Tidak memungkinkan adanya re-usable component dan code.
- Cepat dalam merancang dan mengaplikasikan
- Client/Server (two tier)
Dalam model client/server, pemrosesan
pada sebuah aplikasi terjadi pada client dan server. Client/server adalah
tipikal sebuah aplikasi two-tier dengan banyakclient dan sebuah server yang
dihubungkan melalui sebuah jaringan.
Aplikasi ditempatkan pada computer
client dan mesin database dijalankan pada server jarak-jauh. Aplikasi client
mengeluarkan permintaan ke database yang mengirimkan kembali data ke
client-nya.
Model Two-tier terdiri dari tiga komponen yang
disusun menjadi dua lapisan : client (yang meminta serice) dan server (yang
menyediakan service).
Tiga komponen tersebut yaitu :
1.
User
Interface. Adalah antar muka program aplikasi yang berhadapan dan digunakan
langsung oleh user.
2.
Manajemen
Proses.
3.
Database.
Model ini memisahkan peranan user interface dan database dengan jelas, sehingga
terbentuk dua lapisan.
Kelebihan :
- Mudah
- Menangani Database Server secara khusus
- Relatif lebih sederhana untuk di develop dan diimplementasikan.
- Lebih cocok diterapkan untuk bisnis kecil.
Server database berisi mesin database,
termasuk tabel, prosedur tersimpan, dan trigger (yang juga berisi aturan
bisnis). Dalam system client/server, sebagian besar logika bisnis biasanya
diterapkan dalam database.
Server database manangani :
- Manajemen data
- Keamanan
- Query, trigger, prosedur tersimpan
- Penangan kesalahan
Arsitektur client/server merupakan
sebuah langkah maju karena mengurangi beban pemrosesan dari komputer sentral ke
computer client. Ini berarti semakin banyak user bertambah pada aplikasi
client/server, kinerja server file tidak akan menurun dengan cepat. Dengan
client/server user dair berbagai lokasi dapat mengakses data yang sama dengan
sedikit beban pada sebuah mesin tunggal.
Namun masih terdapat kelemahan pada
model ini. Selain menjalankan tugas-tugas tertentu, kinerja dan skalabilitas
merupakan tujuan nyata dari sebagian besar aplikasi.
Kekurangan:
- Kurangnya skalabilitas
- Koneksi database dijaga
- Tidak ada keterbaharuan kode
- Tidak ada tingkat menengah untuk menangani keamanan dan transaksi skala kecil.
- Susah di amankan.
- Lebih mahal.
3. Three Tier
Arsitektur Three Tier merupakan
inovasi dari arsitektur Client Server. Pada arsitektur Three Tier ini terdapat
Application Server yang berdiri di antara Client dan Database Server. Contoh
dari Application server adalah IIS, WebSphere, dan sebagainya.
Application Server umumnya berupa
business process layer, dimana bisa didevelop menggunakan PHP, ASP.Net, maupun
Java. Sehingga kita menempatkan beberapa business logic kita pada tier
tersebut. Arsitektur Three Tier ini banyak sekali diimplementasikan dengan
menggunakan Web Application. Karena dengan menggunakan Web Application, Client
Side (Komputer Client) hanya akan melakukan instalasi Web Browser. Dan saat
komputer client melakukan inputan data, maka data tersebut dikirimkan ke
Application Server dan diolah berdasarkan business process-nya. Selanjutnya
Application Server akan melakukan komunikasi dengan database server.
Biasanya, implementasi arsitektur
Three Tier terkendala dengan network bandwidth. Karena aplikasinya berbasiskan
web, maka Application Server selalu mengirimkan Web Application-nya ke computer
Client. Jika kita memiliki banyak sekali client, maka bandwidth yang harus
disiapkan akan cukup besar, Sedangkan network bandwidth biasanya memiliki
limitasi. Oleh karena itu biasanya, untuk mengatasi masalah ini, Application
Server ditempatkan pada sisi client dan hanya mengirimkan data ke dalam
database server. Konsep model three-tier adalah model yang membagi
fungsionalitas ke dalam lapisan-lapisan, aplikasiaplikasi mendapatkan skalabilitas,
keterbaharuan, dan keamanan.
Kelebihan:
·
Segala
sesuatu mengenai database terinstalasikan pada sisi server, begitu pula dengan
pengkonfigurasiannya. Hal ini membuat harga yang harus dibayar lebih kecil.
·
Apabila
terjadi kesalahan pada salah satu lapisan tidak akan menyebabkan lapisan lain
ikut salah
·
Perubahan
pada salah satu lapisan tidak perlu menginstalasi ulang pada lapisan yang
lainnya dalam hal ini sisi server ataupun sisi client.
·
Skala
besar.
·
Keamanan
dibelakang firewall.
·
Transfer
informasi antara web server dan server database optimal.
·
Komunikasi
antara system-sistem tidak harus didasarkan pada standart internet, tetapi
dapat menggunakan protocol komunikasi yang lebvih cepat dan berada pada tingkat
yang lebih rendah.
·
Penggunaan
middleware mendukung efisiensi query database dalam SQL di pakai untuk
menangani pengambilan informasi dari database.
Kekurangan arsitekture Three Tier :
- Lebih susah untuk merancang
- Lebih susah untuk mengatur
- Lebih mahal
4. Multi Tier
Arsitektur Multi Tier adalah suatu
metode yang sangat mirip dengan Three Tier. Bedanya, pada Multi Tier akan
diperjelas bagian UI (User Interface) dan Data Processing. Yang membedakan
arsitektur ini adalah dengan adanya Business Logic Server. Database Server dan
Bussines Logic Server merupakan bagian dari Data Processing, sedangkan
Application Server dan Client/Terminal merupakan bagian dari UI. Business Logic
Server biasanya masih menggunakan bahasa pemrograman terdahulu, seperti COBOL.
Karena sampai saat ini, bahasa pemrograman tersebut masih sangat mumpuni
sebagai business process.
Multi-tier architecture menyuguhkan
bentuk three – tier yang diperluas dalam model fisik yang terdistribusi.
Application server dapat mengakses Application server yang lain untuk mendapat
data dari Data server dan mensuplai servis ke client Application.
Kelebihan arsitektur Multi tier :
- Dengan menggunakan aplikasi multi-tier database, maka logika aplikasi dapat dipusatkan pada middle-tier, sehingga memudahkan untuk melakukan control terhadap client-client yang mengakses middle server dengan mengatur seting pada dcomcnfg.
- Dengan menggunakan aplikasi multi-tier, maka database driver seperti BDE/ODBC untuk mengakses database hanya perlu diinstal sekali pada middle server, tidak perlu pada masing-masing client.
- Pada aplikasi multi-tier, logika bisnis pada middle-tier dapat digunakan lagi untuk mengembangkan aplikasi client lain,sehingga mengurangi besarnya program untuk mengembangkan aplikasi lain. Selain itu meringankan beban pada tiap-tiap mesin karena program terdistribusi pada beberapa mesin.
- Memerlukan adaptasi yang sangat luas ruang lingkupnya apabila terjadi perubahan sistem yang besar.
Kekurangan arsitektur Multi tier :
- Program aplikasi tidak bisa mengquery langsung ke database server, tetapi harus memanggil prosedur-prosedur yang telah dibuat dan disimpan pada middle-tier.
- Lebih mahal
Keuntungan
Client-Server
Ada beberapa keuntungan jenis arsitektur ini
adalah :
- Memungkinkan akses basis data yang besar
- Menaikkan kinerja
- Jika client dan server diletakkan pada komputer yang berbeda kemudian CPU yang berbeda dapat memproses aplikasi secara paralel. Hal ini mempermudah merubah mesin server jika hanya memproses basis data.
- Biaya untuk hardware dapat dikurangi
- Hanya server yang membutuhkan storage dan kekuatan proses yang cukup untuk menyimpan dan mengatur basis data
- Biaya komunikasi berkurang
- Aplikasi menyelesaikan bagian operasi pada client dan mengirimkan hanya bagian yang dibutuhkan untuk akses basis data melewati jaringan, menghasilkan data yang sedikit yang akan dikirim melewati jaringan
- Meningkatkan kekonsistenan
- Server dapat menangani pemeriksaan integrity sehingga batasan perlu didefinisikan dan validasi hanya di satu tempat, aplikasi program mengerjakan pemeriksaan sendiri
- Map ke arsitektur open-system dengan sangat alami
Client server local & secara geografis
Local Area Network (LAN)
Local Area Network (LAN) adalah
sejumlah komputer yang saling dihubungkan bersama di dalam satu areal tertentu
yang tidak begitu luas, seperti di dalam satu kantor atau gedung. Secara garis
besar terdapat dua tipe jaringan atau LAN, yaitu jaringan Peer to Peer dan
jaringan Client-Server. Pada jaringan peer to peer, setiap komputer yang
terhubung ke jaringan dapat bertindak baik sebagai workstation maupun server.
Sedangkan pada jaringan Client-Server, hanya satu komputer yang bertugas
sebagai server dan komputer lain berperan sebagai workstation.
Client server lokal
Sedangkan LAN secara geografis maksudnya
adalah local area network yang mencakup suatu gedung, bangunan dan lain-lain.
Manfaat LAN.
- Pertukaran file dapat dilakukan dengan mudah (File Sharing).
- Pemakaian printer dapat dilakukan oleh semua client (Printer Sharing).
- File-file data dapat disimpan pada server, sehingga data dapat diakses dari semua client menurut otorisasi sekuritas dari semua karyawan, yang dapat dibuat berdasarkan struktur organisasi perusahaan sehingga keamanan data terjamin.
- File data yang keluar/masuk dari/ke server dapat di kontrol.
- Proses backup data menjadi lebih mudah dan cepat.
- Resiko kehilangan data oleh virus komputer menjadi sangat kecil sekali.
- Komunikasi antar karyawan dapat dilakukan dengan menggunakan E-Mail & Chat.
- Bila salah satu client/server terhubung dengan modem, maka semua atau sebagian komputer pada jaringan LAN dapat mengakses ke jaringan Internet atau mengirimkan fax melalui 1 modem.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar