Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Setiap
kegiatan produksi dalam bidang bisnis pasti mempunyai tujuan yang ingin di
capai dari suatu perusahaan produksi. Tujuan utamanya yaitu ingin mendapatkan
keuntungan atau laba yang besar. Keuntungan itu akan diperoleh dari konsumen
yang membeli produk suatu perusahaan tersebut. Manusia mengembangkan dirinya
dan lingkungannya untuk memenuhi kebutuhannya dan melakukan inovasi terhadap
apa yang manusia temukan. Hal ini berimbas pada penemuan baru berikutnya, Salah
satunya adalah perkembangan dan pengembangan dalam bidang teknolgi dan
informasi seperti tuntutan mobilitas tinggi atau biasa disebut dengan gadget
seperti notebook,kamera atau handphone. Dimana perkembangannya selalu mendapat
perhatian lebih dari masyarakat, setiap launching produk gadget baru,
karena itu masyarakat akan mencari tahu segala informasi tentang produk
terbaru. Saat ini pun hampir dimana saja kita melihat orang banyak yang
menggunakan barang-barang terbaru, selain karena kebutuhan mereka membeli
karena lifestyle.
Pemahaman
akan perilaku konsumen adalah tugas penting bagi para pemasar. Para pemasar
mencoba memahami perilaku pembelian konsumen agar mereka dapat menawarkan
kepuasan yang lebih besar kepada konsumen. Tapi bagaimanapun juga ketidakpuasan
konsumen sampai tingkat tertentu masih akan ada. Beberapa pemasar masih belum
menerapkan konsep pemasaran sehingga mereka tidak berorientasi pada konsumen
dan tidak memandang kepuasan konsumen sebagai tujuan utama. Lebih jauh lagi
karena alat menganalisis perilaku konsumen tidak pasti. Jadi, Tak diragukan
lagi, konsumen adalah tergolong aset paling berharga bagi semua bisnis. Tanpa
dukungan mereka, suatau bisnis tidak bisa eksis. Sebaliknya jika bisnis kita
sukses memberikan pelayanan terbaik, konsumen tidak hanya membantu
bisnis kita tumbuh. Lebih dari itu, mereka biasanya akan membuat rekomendasi
untuk teman dan relasinya.
1.2 Rumusan
Masalah
- Apa dan bagaimana
perilaku konsumen itu ?
- Apakah factor dari
perilaku konsumen itu ?
- Bagaimana
Pendekatan perilaku konsumen ?
- Seperti
apa contoh perilaku konsumen ?
1.3 Tujuan
Perilaku
konsumen bertujuan untuk :
- Untuk
mengetahui perilaku konsumen itu seperti apa
- Untuk
mengetahui factor-factor yang mempengaruhi perilaku konsumen
- Untuk
mengetahui pendekatan apa saja dan seperti apa dalam perilaku konsumen
- Untuk
mengetahui seperti apa contoh perilaku konsumen di jaman modern ini
Bab II
Landasan Teori
2.1 Teori
Perilaku Konsumen
Konsumen adalah
seseorang yang menggunakan barang atau jasa yang biasa kita sebut dengan
pembeli. Konsumen diartikan sebagai pemilik informasi, informasi yang dimiliki,
biasanya informasi terkini sesuai dengan kebutuhan konsumsinya.
Perilaku konsumen adalah
proses ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian
serta penggunaan produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan.
Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat
keputusan pembelian. Teori perilaku konsumen didasarkan pada teori
ekonomi, yakni yang menjelaskan bahwa seorang konsumen akan menetapkan
kuantitas komoditas yang dikonsumsi dengan cara memaksimumkan kepuasan
(utilitas). Pada teori ekonomi mikro, teori konsumen hanya
mempertimbangkan dari sisi kuantitas. Keputusan individu konsumen
diturunkan dari perilaku konsumen didalam memaksimumkan utilitas dengan kendala
pendapatan. Berikut peran perilaku konsumen bagi pemasar atau produsen, yaitu :
- Membujuk para
konsumen untuk membeli produk yang sedang dipasarkan
- Memahami
para konsumen dalam berfikir dan bertindak agar para produsen mampu menarik dan
memasarkan produknya dengan baik
- Memahami
bagaimana konsumen mengambil keputusan
Peran perilaku konsumen bagi
organisasi pemerintah dan politik adalah sebagai dasar perumusan kebijakan
publik dan perundang-undangan untuk melindungi konsumen. Dalam hal ini
pemerintah berkewajiban untuk mempengaruhi pilihan konsumen melalui pelarangan
terhadap produk bisnis yang merugikan konsumen. Contohnya, penarikan produk
susu yang mengandung melamin pada tahun 2008 dan penarikan kosmetik-kosmetik
yang mengandung merkuri yang telah diedarkan di pasaran.
2.2 Pengertian
Perilaku Konsumen Menurut Para Ahli
a. Schiffman dan Kanuk, Perilaku
konsumen adalah proses yang dilalui oleh sesorang dalam mencari,
membeli, menggunakan, mengevaluasi dan bertindak pasca konsumsi produk dan
jasa, maupun ide yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhannya.
b. Engel, Blackwell dan
Miniard, Perilaku konsumen ialah tindakan-tindakan produk jasa, termasuk
proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut yang terlibat
secara langsung dalam memperoleh, mengkonsumsi dan membuang suatu produk atau
jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan
tersebut.
c. Mowen, Perilaku konsumen
merupakan aktivitas seseorang saat mendapatkan, mengkonsumsi dan membuang
barang atau jasa.
d. The American Marketing
Association, Perilaku konsumen membagai interaksi dinamis dari pengaruh
dan kesadaran, perilaku dan lingkungan dimana manusia melakukan pertukaran
aspek hidupnya.
Jadi dapat disimpulkan, bahwa : Perilaku
konsumen menyoroti perilaku individu dan rumah tangga, perilaku konsumen
menyangkut suatu proses keputusan sebelum pembelian serta tindakan dalam
memperoleh, memakai, mengkonsumsi dan menghabiskan produk, dan mengetahui
perilaku konsumen meliputi : perilaku yang dapat diamati seperti
jumlah yang di belanjakan, kapan,
dengan siapa, oleh siapa, dan bagaimana barang sudah dibeli dan dikonsumsi.
Bab III
Pembahasan
3.1 Faktor-Faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen
Peran
faktor konsumen berbeda-beda untuk produk yang berbeda pula. Dengan kata
lain, ada faktor yang dominan pada pembelian suatu produk sementara faktor lain
kurang berpengaruh. Beberapa faktor tersebut menyatu dalam pemikiran konsumen,
dan diolah sedemikian rupa sampai akhirnya ia membuat keputusan
pembelian serta respon yang ia berikan terhadap faktor-faktor pendorong
tersebut berupa tindakan membeli atau tidak membeli produk yang ditawarkan.
Berikut adalah faktor-faktoryang memengaruhi perilaku konsumen dalam membuat
keputusan pembelian, yaitu :
1. Faktor Budaya
Faktor kebudayaan mempunyai
pengaruh yang paling luas dan paling dalam
terhadap perilaku konsumen.
Pemasar harus memahami peran yang dimainkan oleh budaya, sub-budayanya, dan
kelas sosial pembeli. Budaya adalah nilai-nilai dasar, keinginan dan
perilaku yang dipelajari dari anggota suatu masyarakat,keluarga dan institusi
penting lainnya. Yang termasuk dalam budaya ini adalah pergeseran budaya dan
nilai-nilai dalam keluarga. Sub-budaya adalah pola-pola kultural yang
menonjol, dan merupakan bagian atau segmen dari populasi masyarakat yang lebih
luas dan lebih kompleks. Kelas social adalah susunan yang relatif
permanen dan teratur dalam suatu masyarakat yang anggotanya mempunyai nilai,
minat, dan perilaku yang sama. Kelas sosial memperlihatkan preferensi produk
dan merek yang berbeda.
2. Faktor Sosial
a. Kelompok,
Perilaku seseorang dipengaruhi dalam kelompok kecil, kelompok yang berpengaruh
langsung dan dimana seseorang masuk menjadi anggotanya. Banyak jenis dari
kelompok-kelompok tersebut, namun pada intinya kelompok itu bertujuan untuk
menciptakan suasana sebagai penyesuaian yang dapat memengaruhi pilihan orang
terhadap merek dan produk dan terkadang menghadapkan seseorang pada perilaku
dan gaya hidup baru.
a. Keluarga,
Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh. Bahkan
jika pembeli sudah tidak berhubungan lagi dengan orang tua, pengaruh terhadap
perilaku pembeli tetap ada dari segala aspek.
b. Peran
dan status, kedudukan seseorang dalam tiap kelompok dapat ditentukan dari segi
peran dan status. Tiap peran membawakan status yang mencerminkan penghargaan
umum oleh masyarakat.
3. Faktor Pribadi
Keputusan seorang pembeli juga
dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti
umur, konsumen akan membeli
barang sesuai kebutuhan hidup mereka serta kebutuhan pun akan berubah sesuai
dengan usia mereka. Pekerjaan, para pemasar dapat mengidentifikasi
kelompok yang berhubungan dengan jabatan yang mempunyai minat di atas rata-rata
terhadap produk dan jasa mereka. Gaya Hidup, Gaya hidup seseorang
menunjukkan pola kehidupan orang yang bersangkutan yang tercermin dalam minat
mereka masing-masing. Kepribadian, kepribadian seseorang berbeda-beda dan ini
akan mempengaruhi pembelinya.
4. Faktor Psikologi
Pilihan pembelian seseorang juga
dipengaruhi oleh faktor psikologi yang utama,
yaitu faktor motivasi, persepsi,
proses belajar, serta kepercayaan dan sikap. Dari segi factor motivasi seseorang
akan membeli produk sesuai apa yang dia inginkan dan seberapa besar cara orang
tersebut mendapatkan barang tersebut. Persepsidiartikan sebagai proses
dimana individu memilih, merumuskan, dan menafsirkan masukan informasi untuk
menciptakan suatu gambaran yang berarti mengenai sesuatu. Proses belajar menjelaskan
perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman dan kebanyakan
perilaku manusia adalah hasil proses belajar dan melalui tindakan dan proses
belajar, orang akan mendapatkan kepercayaan dan sikap yang kemudian
memengaruhi perilaku pembeli.
Konsumen dari segi wujudnya
dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Personal
Consumer yaitu Konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa
untuk penggunaannya sendiri.
2. Organizational
Consumer yaitu Konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa
untuk memenuhi kebutuhan dan menjalankan organisasi tersebut..
3.2 Pendekatan
Perilaku konsumen
Perilaku
konsumen yang menjelaskan bahwa seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya,
dapat membeli produk atau jasa sesuai seleranya dengan harga tertentu.
Maka perilaku konsumen dalam mengkonsumsi barang atau jasa yang tujuannya untuk mendapatkan kepuasan atau kenikmatan. Dapat dikatakan konsumen dengan pendapatan yang sudah ada, akan mengkonsumsi sejumlah barang tertentu dan berusaha memaksimumkan kepuasan totalnya. Pendekatan perilaku konsumen terbagi menjadi 2, yaitu:
Maka perilaku konsumen dalam mengkonsumsi barang atau jasa yang tujuannya untuk mendapatkan kepuasan atau kenikmatan. Dapat dikatakan konsumen dengan pendapatan yang sudah ada, akan mengkonsumsi sejumlah barang tertentu dan berusaha memaksimumkan kepuasan totalnya. Pendekatan perilaku konsumen terbagi menjadi 2, yaitu:
1. Pendekatan
Marginal Utility (Cardinal)
Bahwa kepuasan suatu konsumen
dapat diukur dengan satuan ukur misal berat, panjang atau uang. Keputusan
untuk mengkonsumsi suatu barang berdasarkan perbandingan antara manfaat yang
diperoleh dengan biaya yang harus dikeluarkan. Nilai kegunaan yang diperoleh
dari konsumsi disebut utilitas total. Tambahan kegunaan dari penambahan suatu
unit barang yang dikonsumsi disebut utilitas marjinal. Asumsi konsumen
bersifat rasionalitas dengan menginginkan kepuasan maksimum memiliki informasi
dengan jelas akan produk atau jasa yang diinginkan dengan menggunakan satuan
uang dan mendapat kendala pada anggaran. Contoh nya seseorang atau konsumen
akan membeli sebuah Handphone dia akan mencari informasi dengan jelas tentang
produk yang diinginkan. Selanjutkan dia akan mempersiapkan anggarannya walaupun
produk yang diinginkan harganya terlampau tinggi dia tetap membelinya untuk
mendapat kepuasan maksimal itu sendiri .
2. Pendekatan
Indifference Curve (Ordinal)
Pendekatan ordinal beranggapan
kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang atau jasa tidak dapat di ukur dengan
satuan ukur. Bahwa tingkat kepuasan konsumen satu dengan konsumen yang lain
berbeda dalam mengkonsumsi barang atau jasa yang sama. Terdiri atas 7 bagian,
yaitu :
a. Kurva
Indiferensi ( Indiference Curve ), Menurut Teori Ordinal, kegunaan tidak dapat
dihitung tetapi hanya dapat dibandingkan. Teori Ordinal ini menggunakan kurva
indiferensi. Kurva indiferensi adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi
konsumsi dua macam barang yang memberika tingkat kepuasan yang sama bagi
seorang konsumen. Ciri-ciri kurva indifferens, yaitu Mempunyai kemiringan
yang negatif, dalam hal ini ditunjukan dengan barang yang
satu dengan barang yang lain yang
dikonsumsi saling mengganti. Cembung ke arah origin, berarti konsumen
mengorbankan sejumlah barang yang satu untuk mendapatkan barang yang lain.
Tidak saling berpotongan, hal ini disebabkan yang lebih tinggi mempunyai
tingkat kepuasan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan kurva yang lebih
rendah letaknya.
b. Kurva
Garis Anggaran ( Budget Line Curve ), Garis Anggaran adalah kurva yang
menunjukkan kombinasi konsumsi dua macam barang yang membutuhkan biaya yang
sama besar.
c. Perubahan
Harga Barang dan Pendapatan, perubahan ini akan mempengaruhi daya beli,
diukur dari besar luas bidang segitiga yang dibatasi kurva garis anggaran. Bila
luas bidang segitiga makin luas makan daya beli meningkat begitu juga
sebaliknya.
d. Keseimbangan
Konsumen, Kondisi keseimbangan adalah kondisi dimana konsumen telah
mengalokasikan seluruh pendapatannya untuk konsumsi. Secara grafis, kondisi
keseimbangan tercapai pada saat kurva garis anggaran bersinggungan dengan kurva
indiferensi.
e. Reaksi
Terhadap Perubahan Harga Barang, Jika pendapatan nyata meningkat, konsumen
dapat menaikkan tingkat kepuasan dan begitu juga sebaliknya. Salah satu factor
yang dapat mengubah pendapatan nyata ialah perubahan pada barang.
f. Reaksi
Terhadap Perubahan Pendapatan Nominal, Salah satu factor lain yang dapat
mengubah keseimbangan konsumen adalah perubahan pendapatan nominal. Karena
rasio harga tidak berubah maka kurva garis anggaran bergeser sejajar dengan
kurva anggaran sebelumnya.
g. Efek
Subtitusi dan Efek Pendapatan, Total interaksi antara kekuatan pengaruh
perubahan pendapatan dan perubahan harga, terhadap keseimbanga konsumen.
3.3 Perilaku
Konsumen Sebagai Ilmu Dinamis
Roda
analisis konsumen adalah kerangka kerja yang digunakan marketer untuk meneliti,
menganalisis, dan memahami perilaku konsumen agar dapat menciptakan strategi
pemasaran yang lebih baik. Roda analisis konsumen terdiri dari tiga
elemen: afeksi dan kognisi, lingkungan, dan perilaku. Memilih berarti
membandingkan alternatif solusi dari sebuah masalah dan menentukan alternatif
terbaik, sedangkan berpikir adalah aktifitas kognisi . Fungsi utama dari sistem
kognisi adalah untuk menginterpretasi, membuat masuk akal, dan mengerti aspek
tertentu dari pengalaman yang dialami konsumen. Fungsi kedua adalah memproses
interpretasi menjadi sebuah task kognitif seperti mengidentifikasi
sasaran dan tujuan, mengembangkan dan mengevaluasi pilihan alternatif untuk
memenuhi tujuan tersebut, memilih alternatif, dan melaksanakan alternatif itu.
Besar kecilnya intensitas proses sistem kognitif berbedabeda tergantung
konsumennya, produknya, atau situasinya. Konsumen tidak selalu melakukan
aktifitas kognisi secara ekstensif, dalam beberapa kasus, konsumen bahkan tidak
banyak berpikir sebelum membeli sebuah produk.
3.4 Contoh
Perilaku Konsumen (Asuransi)
Dalam
Perilaku Konsumen kami memilih contoh Asuransi, karena asuransi adalah suatu
tindakan/perbuatan yang digunakan untuk merujuk pada para konsumen dalam bentuk
tindakan, sistem, atau bisnis dimana perlindungan finansial (atau ganti rugi
secara finansial) untuk jiwa, properti, kesehatan dan lain sebagainya. Dengan
mendapatkan penggantian dari kejadian-kejadian yang tidak dapat diduga oleh
konsumen itu sendiri yang dapat terjadi seperti kematian, kehilangan, kerusakan
atau sakit, dimana melibatkan pembayaran premi secara teratur dalam jangka
waktu tertentu sebagai ganti polis yang menjamin perlindungan tersebut, dengan
ini kita akan membahas sedikit tentang asuransi.
Asuransi memiliki peraturan dalam
Undang-Undang No.2 Th 1992 yang berisikan tentang usaha perasuransian adalah
perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung
mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk
memberikan penggantian kepada tertanggung karena konsumen mendapat kerugian,
kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum
pihak ke tiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu
peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan
atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Asuransi kesehatan dapat
diartikan sebagai asuransi yang membantu beberapa konsumen untuk mentransfer
atau memindahkan resiko resiko yang akan menyerang secara tiba-tiba kepada
konsumen yang melakukan premi dengan cara penggantian rugi secara keuangan.
Dilihat dari segi perilaku konsumen, konsumen rata - rata di dunia ingin mendapatkan hasil secara penuh dimulai dari pembayaran yang murah sampai ingin memiliki tingkat kualitas secara maksimal. Sang pelaku asuransi akan meningkatkan layanannya kepada sang pelanggan dengan cara melakukan split pada beberapa harga yang disesuaikan kepada kebutuhan sang pelanggan serta melakukan training kepada agen-agen yang ingin melakukan prospek kepada pelanggan. Serta melakukan beberapa promosi-promosi yang di lakukan beberapa mall untuk mempermudah membuat brand image kepada pelanggan yang datang ketempat tersebut. Dan juga dengan melakukan system poin dalam kelompok yang ingin melakukan prospek sehingga agen tidak melakukan pekerjaan dengan sia-sia.
Dilihat dari segi perilaku konsumen, konsumen rata - rata di dunia ingin mendapatkan hasil secara penuh dimulai dari pembayaran yang murah sampai ingin memiliki tingkat kualitas secara maksimal. Sang pelaku asuransi akan meningkatkan layanannya kepada sang pelanggan dengan cara melakukan split pada beberapa harga yang disesuaikan kepada kebutuhan sang pelanggan serta melakukan training kepada agen-agen yang ingin melakukan prospek kepada pelanggan. Serta melakukan beberapa promosi-promosi yang di lakukan beberapa mall untuk mempermudah membuat brand image kepada pelanggan yang datang ketempat tersebut. Dan juga dengan melakukan system poin dalam kelompok yang ingin melakukan prospek sehingga agen tidak melakukan pekerjaan dengan sia-sia.
Bab IV
Penutup
Tindakan-tindakan yang dilakukan
oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses
pengambilan keputusan dalam mendapatkan penggunaan barang-barang atau jasa
ekonomi yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan eksternal yang merupakan kondisi
yang terjadi saat itu atau kondisi harapan yang diperkirakan akan terjadi.
Pemahaman akan perilaku konsumen adalah tugas penting bagi para pemasar. Para
pemasar mencoba memahami perilaku pembelian konsumen agar mereka dapat
menawarkan kepuasan yang lebih besar kepada konsumen. Tapi
bagaimanapun juga ketidakpuasan konsumen sampai tingkat tertentu masih akan
ada. Beberapa pemasar masih belum menerapkan konsep pemasaran sehingga mereka
tidak berorientasi pada konsumen dan tidak memandang kepuasan konsumen sebagai
tujuan utama. Lebih jauh lagi karena alat menganalisis perilaku konsumen tidak
pasti, para pemasar kemungkinan tidak mampu menetapkan secara akurat apa
sebenarnya yang dapat memuaskan para pembeli. Sekalipun para pemasar mengetahui
faktor yang meningkatkan kepuasan konsumen, mereka belum tentu dapat memenuhi
faktor tersebut.
Nama Kelompok :
1. Afryantono (10111290)
2. Arimansyah (11111156)
3. Dananjaya Adi Pinasthika (11111712)
4. Fikri Aziz Darmawan (12111864)
5. Jessie Kartika Anggraini (19111238)
6. Muhammad Harseno Wibowo (14111667)
7. Nur Seftiani (15111324)
8. Rezza Agung Pambudi (16111075)
8. Rezza Agung Pambudi (16111075)
9. Yoga Aditia (17111517)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar