Manusia dan Pandangan Hidup
Pengertian Ideolgi
Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri
diciptakan oleh Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk
mendefinisikan “sainstentang ide”. Ideologi dapat dianggap sebagai visi
yang komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu
(bandingkan Weltanschauung), secara umum (lihat Ideologi dalam kehidupan
sehari hari) dan beberapa arah filosofis (lihat Ideologi politis), atau
sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh
anggota masyarakat. Tujuan untama dibalik ideologi adalah untuk
menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah
sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang
diterapkan pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti
politik. Secara implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah
ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang
eksplisit.(definisi ideologiMarxisme).
Selain definisi di atas, berikut ada beberapa definisi lain tentang ideologi:
Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan atau aqidah ‘aqliyyah
(akidah yang sampai melalui proses berpikir) yang melahirkan
aturan-aturan dalam kehidupan.
Ideologi adalah studi terhadap ide – ide/pemikiran tertentu. 2 april 2004
Ideologi adalah inti dari semua pemikiran manusia. 5 mei 2004
Ideologi adalah sistem perlindungan kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa. 1 agustus 2006
Ideologi adalah suatu cara untuk melindungi kekuasaan pemerintah agar dapat bertahan dan mengatur rakyatnya. 23 oktober 2004
Ideologi adalah sintesa pemikiran mendasar dari suatu konsep hidup. 5 januari 2007
Ideologi merupakan alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan bersama dalam masyarakat. 1 mei 2005
Ideologi keseluruhan pemikiran politik dari rival–rivalnya. 22 desember 2003
Ideologi (Mabda’) adalah Al-Fikru al-asasi al-ladzi hubna Qablahu
Fikrun Akhar, pemikiran mendasar yang sama sekali tidak dibangun
(disandarkan) di atas pemikiran pemikiran yang lain. Pemikiran mendasar
ini merupakan akumulasi jawaban atas pertanyaan dari mana, untuk apa dan
mau kemana alam, manusia dan kehidupan ini yang dihubungkan dengan asal
muasal penciptaannya dan kehidupan setelahnya? 24 april 2007
Ideologi adalah sebuah pemikiran yang mempunyai ide berupa konsepsi
rasional (aqidah aqliyah), yang meliputi akidah dan solusi atas seluruh
problem kehidupan manusia. Pemikiran tersebut harus mempunyai metode,
yang meliputi metode untuk mengaktualisasikan ide dan solusi tersebut,
metode mempertahankannya, serta metode menyebarkannya ke seluruh
dunia. 12 november 2008
Mabda’ adalah suatu aqidah aqliyah yang melahirkan peraturan. Yang
dimaksud aqidah adalah pemikiran yang menyeluruh tentang alam semesta,
manusia, dan hidup, serta tentang apa yang ada sebelum dan setelah
kehidupan, di samping hubungannya dengan Zat yang ada sebelum dan
sesudah alam kehidupan di dunia ini. Atau Mabda’ adalah suatu ide dasar
yang menyeluruh mengenai alam semesta, manusia, dan hidup. Mencakup dua
bagian yaitu, fikrah dan thariqah. 17 juli 2005
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa Ideologi(mabda’) adalah
pemikiran yang mencakup konsepsi mendasar tentang kehidupan dan memiliki
metode untuk merasionalisasikan pemikiran tersebut berupa fakta, metode
menjaga pemikiran tersebut agar tidak menjadi absurd dari
pemikiran-pemikiran yang lain dan metode untuk menyebarkannya.
Pengertian pandangan Hidup
Pandangan Hidup merupakan suatu dasar atau landasan
untuk membimbing kehidupan jasmani dan rohani. Pandangan hidup ini
sangat bermanfaat bagi kehidupan individu, masyarakat, atau negara.
Semua manusia pasti mempunyai suatu pandangan hidup sendiri – sendiri
dan kemungkinan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Tak
sedikit pula orang yang mempunyai pandangan hidup yang sangat
bertentangan dengan pandangan hidup orang yang lainnya, itulah yang
sering memicu perdebatan diantara umat manusia dalam kehidupan sehari
hari.
Seperti yang ada di negara kita sekarang ini, semakin maraknya kasus
terorisme. Masalah ini terjadi akibat kurang tepatnya pandangan suatu
orang terhadap masalah kehidupan sehari – hari. Mereka manafsirkan atau
mengartikan suatu ajaran secara sepotong – sepotong dan hanya
berdasarkan pada satu atau dua sumber saja tidak melihat keadaan sekitar
yang diperkirakan secara logika sehingga mendapatkan penjelasan yang
kurang tepat.
Mereka berpandangan bahwa semua orang yang menentang atau memusuhi
keyakinannya adalah musuh buat mereka dan itu harus dimusnahkan dari
muka bumi ini untuk tersciptanya kehidupan yang aman dan sejahtera.
Padahal kalau kita perhatikan sebenarnya pandangan mereka terhadap
masalah tersebut adalah kurang tepat, bukan sewajarnya orang yang keliru
itu disadarkan untuk kembali ke jalan yang lurus bukan malah ditiadakan
atau dimusnahkan.
Tetapi pandangan seperti itu seperti sudah mendarah daging pada diri
mereka dan orang – orang pengikutnya. Bahkan mereka menganggap kalau
melakukan hal tersebut akan mendapat suatu pahala yang besar dan
kalaupun mereka maninggal dalam menjalankan aksi mereka tersebut
dianggap sebagai mati syahid. Padahal kalau diamati justru perbuatan
yang mereka lakukan itu sangat merugikan orang lain, seperti
menghilangkan nyawa orang lain pasti keluarga yang ditinggalkan itu akan
menyimpan duka yang sangat mendalam dan bahkan sulit untuk dihilangkan.
Banyak anak kecil yang kehilangan orang tuanya, para orang tua
kehilangan lapangan pekerjaan, dan lain sebagainya.
Mereka juga tidak segan segan untuk menyebarkan ajarannya tersebut
kepada orang – orang yang ada disekitarnya sehingga pengikut semakin
banyak. Dan hal tersebut tidak akan berhenti sebelum apa yang mereka
inginkan tercapai.
Seperti yang kita lihat sekarang ini, meskipun pimpinan gembong
teroris sudah banyak yang tertangkap tetapi terorisme masih terus
terjadi. Hal tersebut dikarenakan bahwa ajaran yang mereka ajarkan masih
belum mati dan terus berjalan sehingga siapa saja bisa menerukan ajaran
tersebut meskipun sang pemimpin telah tiada, karena mereka bisa
membentuk kader – kader pemimpin baru.
Untuk masalah tersebut hal yang harus dibenahi sebeneranya adalah
pandangan hidup pada pribadi masing masing orang tersebut. Kalau yaang
dibasmi adalah pemimpinnya itu belum bisa menuntaskan permasalahan
karena pengikutnya masih banyak dan hal itu sulit untuk ditelusuri satu
persatu. Kalau pandangan hidup mereka sudah kembali ke jalan yang benar,
tidak perlu lagi diperintah pun mereka akan menghentikan aksi aksi yang
mereka jalankan sekarang ini dengan kesadaran probabadi.
Sumber Pandangan Hidup
Pandangan hidup banyak sekali macam dan ragamnya. Akan tetapi
pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu terdiri
atas tiga macam.
- Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
- Pandangan hidup yang berupa ideology yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada Negara tersebut.
- Pandangan hidup hasil renungan yakni pandangan hidup yang relative kebenarannya.
Pandangan Hidup Muslim
Fungsi dan kedudukan manusia di dunia ini adalah sebagai khalifah di
bumi. Tujuan penciptaan manusia di atas dunia ini adalah untuk
beribadah. Sedangkan tujuan hidup manusia di dunia ini adalah untuk
mendapatkan kesenangan dunia dan ketenangan akhirat. Jadi, manusia di
atas bumi ini adalah sebagai khalifah, yang diciptakan oleh
Allah dalam rangka untuk beribadah kepada-Nya, yang ibadah itu adalah
untuk mencapai kesenangan di dunia dan ketenangan di akhirat.
Apa yang harus dilakukan oleh khalifatullah itu di bumi? Dan
bagaimanakah manusia melaksanakan ibadah-ibadah tersebut? Serta
bagaimanakah manusia bisa mencapai kesenangan dunia dan ketenangan
akhirat tersebut? Banyak sekali ayat yang menjelaskan mengenai tiga
pandangan ini kepada manusia. Antara lain seperti disebutkan pada Surah
Al-Baqarah ayat 30:
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”.
Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu
orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,
padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui“. (Q.S. Al-Baqarah: 30)
Khalifah adalah seseorang yang diberi tugas sebagai pelaksana dari tugas-tugas yang telah ditentukan. Jika manusia sebagai khalifatullah di
bumi, maka ia memiliki tugas-tugas tertentu sesuai dengan tugas-tugas
yang telah digariskan oleh Allah selama manusia itu berada di bumi
sebagai khalifatullah.
Jika kita menyadari diri kita sebagai khalifah Allah,
sebenarnya tidak ada satu manusia pun di atas dunia ini yang tidak
mempunyai “kedudukan” ataupun “jabatan”. Jabatan-jabatan lain yang
bersifat keduniaan sebenarnya merupakan penjabaran dari jabatan pokok
sebagai khalifatullah. Jika seseorang menyadari bahwa jabatan keduniawiannya itu merupakan penjabaran dari jabatannya sebagai khalifatullah,
maka tidak ada satu manusia pun yang akan menyelewengkan jabatannya.
Sehingga tidak ada satu manusia pun yang akan melakukan
penyimpangan-penyimpangan selama dia menjabat.
Jabatan manusia sebagai khalifah adalah amanat Allah.
Jabatan-jabatan duniawi, misalkan yang diberikan oleh atasan kita,
ataupun yang diberikan oleh sesama manusia, adalah merupakan amanah
Allah, karena merupakan penjabaran dari khalifatullah. Sebagai khalifatullah, manusia harus bertindak sebagaimana Allah bertindak kepada semua makhluknya.
Pada hakikatnya, kita menjadi khalifatullah secara resmi
adalah dimulai pada usia akil baligh sampai kita dipanggil kembali oleh
Allah. Manusia diciptakan oleh Allah di atas dunia ini adalah untuk
beribadah.
Pengertian Cita-cita
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, cita-cita adalah keinginan atau
kehendak yang selalu ada di dalam pikiran atau sebuah tujuan sempurna
(yang akan dicapai atau dilaksanakan) dimana untuk mewujudkannya,
kepentingan pribadi harus dikesampingkan.
Banyak orang yang mengganggap mimpi atau impian itu sama dengan
khayalan atau angan-angan tetapi sebenarnya serupa tapi tak sama. Mimpi
atau impian itu lebih ke arah sesuatu yang dapat digapai sedangkan
khayalan atau lamunan itu lebih ke arah keinginan yang tidak dapat
direalisasikan.
Dari kecil kita pasti dinasehati oleh orangtua, guru ataupun buku
untuk menggantungkan cita-cita setinggi langit. Semua itu memang benar
karena dengan adanya cita-cita atau impian dalam hidup kita akan membuat
kita semangat dan bekerja keras untuk menggapai kehidupan yang lebih
baik di dunia.
Cita-cita yang baik adalah cita-cita yang dapat dicapai melalui kerja
keras, kreativitas, inovasi, dukungan orang lain dan sebagainya.
Khayalan hasil melamun cenderung tidak logis dan bersifat mubazir karena
banyak waktu yang terbuang untuk menghayal yang tidak-tidak.
Dalam bercita-cita pun sebaiknya jangan terlalu mendetail dan fanatik
karena kita bisa dibuat stres dan depresi jika tidak tercapai. Contoh
adalah seseorang yang punya cita-cita jadi dokter. Ketika dia tidak
masuk jurusan ipa dia stress, lalu gagal snmptn / spmb kedokteran dia
stress, dan seterunya.
Tidak semua orang bisa menentukan cita-cita. Jika tidak bisa
menentukan cita-cita, maka bercita-citalah untuk menjadi orang yang
berguna dan dicintai orang banyak dengan hidup yang berkecukupan. Untuk
mendapatkan motivasi dalam mengejar cita-cita kita bisa mempelajari
kisah sukses orang lain atau membaca atau melihat film motivasi hidup
seperti laskar pelangi.
Tapi jangan lupa dengan cita-cita setelah kita mati nanti yaitu masuk
surga. Masuk surga pun harus kita perjuangkan selama kita hidup di
dunia karena hidup kita pada dasarnya adalah untuk ibadah dan merupakan
ujian Tuhan kepada kita. Kita mati tidak membawa apa-apa selain amal
ibadah kita.
Hidup akan berguna jika kita lebih banyak memberi dan sedikit
menerima. Banyak berbuat kebaikan dan melawan kejahatan jauh lebih
membanggakan daripada hidup jadi penjahat dan mengejar kenikmatan dunia /
hedonisme. Manusia tidak akan puas dengan harta, oleh karena itu
hiduplah sederhana dan banyak memberi. Dengan begitu kelak di akhirat
kita bisa tersenyum bangga atas kemenangan kita selama hidup di dunia.
Pengertian dan Makna Kebajikan
Prinsip bahwa kebajikan merupakan suatu pengetahuan adalah bahwa
untuk mengatahui kebaikan adalah dengan melakukan kebaikan. kejahatan,
kekeliruan atau semacanya muncul karena kurangnya pengetahuan,
ketidakacuhan, dan ketiadaan lainnya. jika mengetahui kebaikan adalah
dengan melakukan kebaikan, maka kekeliruan hanya datang dari kegagalan
untuk mengetahui apa yang baik. “Tak ada orang yang melakukan kejahatan
secara sukarela”, kalau mengetahui kebaikan tentang sesuatu (dalam hal
apapun itu), seseorang tak mungkin bermaksud memilih kejahatan.
Mungkin kita sering mendengar orang berkata “saya bertindak
berlawanan dengan penilaianku yang lebih baik”, atau “saya benar-benar
lebih tahu?”. mungkin hal ini konyol, karena jika kita benar-benar lebih
tahu, jikan kita bear-benar lebih paham tentang hal yang lebih baik
untuk dilakukan maka kita pasti akan melakukannya. jika kita benar-benar
memiliki penilaian yang lebih baik dari yang kita gunakan, maka kita
pasati bertindak berdasarkan penilaian tersebut, dan bukannya
berlawanan. ketkan seseorang melakukan tindak kejahatan atau kekliruan,
pastilah itu didasarkan pada pemikiran bahwa tindakan itu akan ada
eksesnya, ada keuntungannya. seorang pencuri tahu bahwa mencuri itu
adalah salah, tapi dia mencuri cincin berlian karena dia meyakini bahwa
hal itu akan memikat perempuan, atau akan membuat dia kaya sebagai
keuntungannya. begitu pula orang-orang yang menghabiskan hidupmya demi
mengejar kekuasaan, gengsi atau kekayaan. mereka melakukannya karena
berpikir bahwa salah satu dari tindakan itu akan membawa kebahagiaan
bagi mereka.
Seseorang harus tahu sifat alamiah manusia, supaya mengerti apa yang
baik bagi manusia dan apa yang akan bisa membawa kebahagiaan, serta
supaya mengerti bagaimana hidup dan apa yang harus dikejar untuk diraih.
tanpa memperhatikan ini, tak akan pernah tahu apa yang baik bagi
manusia dalam sebuah kehidupan, mengejar demi mencapai sesuatu namun tak
pernah mendapatkan kebahagiaan, kehidupan seperti bisa dikatakan
“kehidupan yang tak teruji, sedangkan kehidupan yang tak teruji tidak
layak disebut hidup” (Socrates : Seri Petualangan Filsafat).
Faktor-faktor yang Menentukan Tingkah Laku Seseorang
Faktor-faktor yang menentukan tingkah laku setiap orang ada tiga hal .
Pertama faktor pembawaan (heriditas) yang telah ditentukan pada waktu
seorang masih dalam kandungan. Pembawaan merupakan hal yang diturunkan
atau dipusakai oleh orang tua. Tetapi mereka yang saudara sekandung
tidak memiliki pembawaan yang sama. Hal itu disebabkan, karena sel-sel
benih yang mengandung faktor-faktor penentu (determinan) berjumlah
sangat banyak ;pada saat konsepsi saling berkombinasi dengan cara
bermacam-macam sehingga menghasilkan anak yang bermacam-macam juga
(prinsip variasi ketentuan).Namun mereka yang bersaudara memperlihatkan
kecondongan kearah rata-rata yaitu sifat rata-rata yang dimiliki oleh
mereka yang saudara kandung ( prinsip regresi filial). Pada masa
konsepsi atau pembuahan itulah terjadi pembentukan tepramen seseorang.
Faktor kedua yang menentekuan tingkah laku seseorang adalah
lingkungan. Lingkungan yang membentuk seseorang merupakan alam kedua
yang terjadi setelah seorang anak lahir ( masa pembentukan seseorang
waktu masih dalam kandungan merupakan alam pertama ). Lingkungan
membentuk jiwa seseorang meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Alam lingkungan keluarga orang tua maupun anak-anak yang
lebih tua merupakan panutan seseorang sehingga yang dianut sebagai
teladan berbuat yang baik-baik maka si anak yang tengah membentuk diri
pribadinya akan baik juga. Dalam lingkungan sekolah yang menjadi panutan
utama adalah guru, sementara itu teman-teman sekolah ikut serta
memberikan andilnya. Dalama lingkungan sekolah tokoh panutanseorang anak
sudah memiliki posisi yang lebih luas dibandingkan dalam keluarga.
Lingkungan ketiga adalah masyarakat, yang menjadi panutan bagi seseorang
adalah tokoh masyarakat dengan masa setelah anak-anak menjadi dewasa.
Tokoh-tokoh dalam rumah tangga sekolah dan masyarakat yang merupakan
person, kepribadian seorang anak juga memperoleh pengaruh dari
benda-benda atau peralatan dalam linggkungan tersebut merupakan non
person. Karna itu dalam pembentukan kepribadian pada umumnya anak-anak
kota lebih trampil dibandingkan dengananak-anak pedesaan, namun dalam
hubungan bermasyarakat lebih-lebih yang berjenjang anak-anak dari daerah
pedesaan lebih unggul.
Faktor ketiga yang menentukan tingkah laku seseorang adalah
pengalaman yang khas yang pernah di peroleh. Baik pengalaman pahit yang
sifatnya negatif maupun pengalaman manis yang sifatnya positif,
memberikan bekal pada manusia yang selalu di pergunakan sebagai
pertimbangan sebelum seorang mengambil tindakan.
Pengertian Usaha/Perjuangan
Usaha atau perjuangan adalah bentuk kerja keras untuk mewujudkan
tujuan atau cita-cita. Tanpa adanya usaha, hidup manusia tak ada
artinya. Manusia diciptakan berakal dan berindra, di mana apa yang
dititipkan-Nya harus dipotensialkan sesuai kemampuannya.
Perjuangan merupakan bagian tak terpisahkan dari hidup dan kehidupan.
Perjuangan merupakan bentuk dari serangkaian upaya yang dilakukan.
Ketika berupaya untuk meraih apa yang kita inginkan, kita tentu
membutuhkan serangkaian action, strategi dan perilaku yang
tepat. Pengulangan ketiganya secara terus menerus melalui perbaikan dan
pengembangan yang dibutuhkan sesungguhnya merupakan inti dari perjuangan
hidup.
Kedua adalah perwujudan, yang mengartikan perlunya implementasi dan
hasil nyata. Ketika suatu tujuan telah ditetapkan dan ingin dicapai maka
langkah berikutnya harus disertai dengan implementasi. Disetiap proses
perjuangan selalu membutuhkan implementasi nyata. Hasil nyata akan
terwujud apabila kita bisa menjaga proses implementasi dengan baik dan
benar. Hasil yang mampu dicapai merupakan wujud dari sebuah perjuangan.
Perjuangan tidak selalu identik dengan lamanya kita melakukan proses
implementasi untuk mewujudkan keinginan kita. Bisa jadi seseorang
membutuhkan perjuangan yang lebih singkat dengan sedikit sumber daya
yang dibutuhkan, sedangkan individu lainnya justru sebaliknya.Kesiapan,
ketersediaan dan kualitas sumber daya, strategi, situasi dan tingkat
kesulitan yang dihadapi, serta dukungan dari lingkungan eksternal amat
menentukan seberapa besar dan lamanya sebuah perjuangan harus dilakukan.
Ketiga adalah kata-kata. Kata-kata adalah sesuatu yang kita ucapkan
baik secara internal maupun eksternal. Serangkaian kata-kata merupakan
alat komunikasi. Perjuangan membutuhkan kata-kata untuk
mengkomunikasikan tujuan yang akan dan telah dicapai. Kata-kata akan
semakin memperjelas proses perjuangan yang sedang dan telah dilakukan.
Pengertian Keyakinan/Kepercayaan
Keyakinan adalah suatu sikap yang ditunjukkan oleh manusia saat ia
merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah
mencapai kebenaran. Karena keyakinan merupakan suatu sikap, maka
keyakinan seseorang tidak selalu benar — atau, keyakinan semata bukanlah
jaminan kebenaran. Contoh: Pada suatu masa, manusia pernah meyakini
bahwa bumi merupakan pusat tata surya, belakangan disadari bahwa
keyakinan itu keliru.
Kepercayaan adalah suatu keadaan psikologis pada saat seseorang menganggap suatu premis benar.
Langkah-langkah Berpandangan Hidup yang Baik
Setiap manusia pasti mempunyai pandangan hidup apapun dan
bagaimanapun itu untuk dapat mencapai dan berhasil dalam kehidupan yang
diinginkannya. Tetapi apapun itu, yang terpenting adalah memiliki
pandangan hidup yang baik agar dapat mencapai tujuan dan cita-cita
dengan baik pula. Adapun langkah-langkah berpandangan hidup yang baik
yakni:
Mengenal merupakan suatu kodrat bagi manusia yaitu merupakan tahap
pertama dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam jal ini mengenal apa
itu pandangan hidup. Tentunya kita yakin dan sadar bahwa setiap manusia
itu pasti mempunyai pandangan hidup, maka kita dapat memastikan bahwa
pandangan hidup itu ada sejak manusia itu ada, dan bahkan hidup itu ada
sebelum manusia itu belum turun ke dunia.
Tahap kedua untuk berpandangan hidup yang baik adalah mengerti.
Mengerti disini dimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup itu
sendiri. Bila dalam bemegara kita berpandangan pada Pancasila, maka
dalam berpandangan hidup pada Pancasila kita hendaknya mengerti apa
Pancasila dan bagaimana mengatur kehidupan bemegara. Begitu juga bagai
yang berpandangan hidup pada agama Islam. Hendaknya kita mengerti apa
itu Al-Qur’an, Hadist dan ijmak itu dan bagaimana ketiganya itu mengatur
kehidupan baik di dunia maupun di akhirat.
Langkah selanjutnya setelah mengerti pandangan hidup adalah
menghayati pandangan hidup itu. Dengan menghayati pandangan hidup kita
memperoleh gambaran yang tepat dan benar mengenai kebenaran pandangan
hdiup itu sendiri.
Menghayati disini dapat diibaratkan menghayati nilai-nilai yang
terkandung didalamnya, yaitu dengan memperluas dan mernperdalam
pengetahuan mengenai pandangan hidup itu sendiri. Langkah-langkah yang
dapat ditempuh dalam rangka menghayati ini, menganalisa hal-hal yang
berhubungan dengan pandangan hidup, bertanya kepada orang yang dianggap
lebih tahu dan lebih berpengalaman mengenai isi pandangan hidup itu atau
mengenai pandangan hidup itu sendiri. Jadi dengan menghayati pandangan
hidup kita akan memperoleh mengenai kebenaran tentang pandangan hidup
itu sendiri.
Setelah mengetahui kebenaran dan validitas, baik secara kemanusiaan,
maupun ditinjau dari segi kemasyarakatan maupun negara dan dari
kehidupan di akherat, maka hendaknya kita meyakini pandangan hidup yang
telah kita hayati itu. Meyakini ini merupakan suatu hal untuk cenderung
memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan
hidupnya.
Pengabdian merupakan sesuatu hal yang penting dalam menghayati dan
meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya
lebih-lebih oleh orang lain. Dengan mengabdi maka kita akan merasakan
manfaatnya. Sedangkan perwujudan manfaat mengabdi ini dapat dirasakan
oleh pribadi kita sendiri. Dan manfaat itu sendiri bisa terwujud di masa
masih hidup dan atau sesudah meninggal yaitu di alam akhirat.
Opini:
Dari uraian diatas, menurut saya pandangan hidup setiap orang akan
menentukan cara orang tersebut bertindak dan berperilaku di dalam
kehidupannya. Hal ini akan mempengaruhi setiap langkah dan keputusan
yang dipilihnya sehingga hal ini akan mempengaruhi cita-cita dan masa
depannya. Agar kehidupan yang kita jalani ini berjalan dengan baik dan
tercapainya keinginan kita akan cita-cita dan sesuatu yang kita dambakan
maka cara pandang yang baik akan sangat membatu kita untuk mencapai
semua itu. Untuk memiliki cara pandang yang baik dapat dilakukan dari
awal atau biasa kita kenal dengan pembentukan mental dan karakter,
dimana kita harus membentuk mental yang baik dan kuat sehingga karakter
kita atau pun cara pandang kita akan hidup ini akan menjadi baik dan
akan membawa kebaikan dalam hidup kita.
Pembentukan pandangan hidup yang baik pun akan sangat dipengaruhi
oleh faktor-faktor eksternal seperti lingkungan sekitar kita yang dapat
berdampak baik maupun buruk, tetapi apabila kita memiliki mental yang
baik, maka faktor eksternal tersebut tidak akan terlalu banyak membawa
dampak buruk pada cara pandang kita, bahkan bisa membawa lebih banyak
lagi dampak positif. Sehingga kita dapat memiliki cara pandang hidup
yang baik dan akan lebih mudah bagi kita untuk meraih cita-cita yang
kita inginkan.
Nur Seftiani
1KA07
15111324
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Ideologi
http://1c3tee.wordpress.com/2010/05/17/pandangan-hidup-manusia/
http://www.elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ilmu_budaya_dasar/bab8-manusia_dan_pandangan_hidup.pdf
http://thenafi.wordpress.com/2008/06/13/pandangan-hidup-manusia-menurut-islam/
http://organisasi.org/mimpi-cita-cita-adalah-kunci-masa-depan-hidup-kita-sebagai-bahan-bakar-menuju-sukses
http://break-angel.blogspot.com/2009/11/kebajikan-adalah-suatu-pengetahuan.html
http://rezi-soripada.com/perjuangan-adalah-perwujudan-dari-kata-kata/
http://id.wikipedia.org/wiki/Keyakinan_dan_kepercayaan
buku paket elektronik (e-book) ILMU BUDAYA DASAR